Jumat, 01 Januari 2010

Faedah membaca ayat kursyi sebelum tidur.

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Abu Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."

Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahwa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahwa ia kasihan kepada pencuri itu, lalu dilepaskannya.

" Sesungguhnya ia berbohong wahai Abu Hurairah ," kata Nabi : "Padahal nanti malam ia akan datang lagi."
Karena Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kemarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kemarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."

Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kemarin. Dan setelah mendapat jawaban yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Sesungguhnya orang itu berbohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-gerik disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya orang itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kemarin itu dilepaskan begitu saja sebelum diserahkan ke hadapan Rasulullah S.A.W ?

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika itu tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-geriknya.
"Kali ini kau pasti akan ku serahkan kepada Rasulullah SAW. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi kemari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahwa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."

"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah SWT, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah.


Lihat selengkapnya disini.

KISAH KELEBIHAN BERPUASA PADA 10 MUHARRAM DAN PERISTIWA-PERISTIWA YANG BERLAKU PADA HARI TERSEBUT

Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : " Sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."


Lihat selengkapnya disini.

Seputar Qurban dan Ketentuannya

1. Definisi Udhiyah (berqurban) adalah: 1). Menyembelih hewan ternak yang 3 jenis yaitu: Onta, Sapid an Kambing. 2). Dalam rangka Taqorrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT). 3). Dilaksanakan pada hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya. Berqurban satu ekor onta atau satu ekor sapi bisa menjadi qurban untuk 7 orang, adapun satu ekor kambing hanya untuk satu orang. Adapun patungan membeli hewan kambing untuk diqurbankan maka tidak sah qurbannya hanya saja menjadi pahala sedekah.

2. Udhiyah (berqurban) hukumnya Sunnah Muakkadah (sangat dianjurkan) dan menjadi wajib jika dinazarkan, seperti perkataan: “saya nazar akan berqurban”.

3. Nabi SAW bersabda: “di hari Nahr (Idul Adha) tidak ada yang lebih afdhol dilakukan anak adam (manusia) melainkan menumpahkan darah qurban. Sesungguhnya hewan itu akan dating di hari kiamat dengan tanduk dan kukunya. Dan sesungguhnya darahnya akan sampai di suatu tempat di hadapan Allah SWT sebelum menetes ke bumi, maka kerjakanlah dengan senang hati.”

4. Imam Syafi’I berkata: “Aku tidak mengizinkan siapapun yang mampu untuk meninggalkannya”, yakni hukumnya makruh jika mampu berqurban namun tidak melakukannya.

5. Waktu berqurban yaitu setelah sholat Idul Adha dan 2 khutbahnya (tanggal 10 Dzulhijah) sampai masuk waktu Maghrib di hari tasyrik yang ke 3 (tanggal 13 Dzulhijah).

6. Hewan yang sah dijadikan qurban harus normal dan sehat, tanpa cacat paa bagian-bagian berikut:
a. Mata (picak/rusak yang sebelah matanya)
b. Kaki (pincang yang jelas, sehingga jika berlari dengan kambing sebayanya tertinggal)
c. Sakit yang nampak jelas sehingga menjadi kurus dan mempengaruhi kwalitas dagingnya
d. Tubuhnya sangat kurus sehingga mempengaruhi hilang sumsumnya.
e. Putus yang cukup banyak pada bagian kuping atau yang lahir tanpa kuping.

7. Adapun jika cacatnya ditanduk (pecah/patah) atau hewan yang dikebiri maka boleh-boleh saja, bahkan Nabi SAW pernah berqurban dengan 2 ekor kambing yang dikebiri. Hewan yang diqurbankan lebih afdhol yang bertanduk. Hewan qurban yang berwarna putih/dominant putih lebih afdhol dari hewan yang berwarna gelap/hitam. Hewan yang hitam gemuk lebih afdhol dari hewan yang putih kurus. Kambing betina yang tidak melahirkan (dikebiri) lebih afdhol dari kambing jantan. Kambing jantan lebih afdhol dari kambing betina yang melahirkan untuk diqurbankan.


Lihat selengkapnya disini

Jumat, 01 Mei 2009

Malam Pertama Di Dalam Kubur

Malam pertama di liang kubur....
Syahdan, seorang yang shaleh tiba-tiba mengalami sakaratul maut karena sengatan ular. Pada saat itu ia tengah berada di perjalanan dan lupa mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya, bapaknya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya. Ia menyenandungkan sebuah kidung, yang ia lafalkan seiring dengan nafas terakhirnya yang tersengal. Ya, kidung itu adalah qasidah Umm al-maratsi al-arabiyyah fi asy-syi'r al-arab. Ia berkata sambil merangkak ke kuburnya:

"Alangkah menyedihkannya saat aku ditinggal sendirian:
tidur di dalam lubang setinggi dua batu nisan."

Mereka berkata, "Jangan pergi..!" Namun mereka menguburku.
"Oh....tempat manakah yang lebih jauh dari tempatku ini?"
Kemudian, orang itu meratap:
"Bagaimana aku tidak bisa pamit pada kedua orang tuaku?"
"Beginikah kehidupan berakhir? Beginikah aku pergi meninggalkan semuanya?"
"Beginikah harta dan kekuatanku hilang seketika?"
Sahabat-sahabatku dan orang-orang yang menguburkanku memohon kepadaku, "Jangan pergi...! Ya Allah SWT jangan pisahkan kami!"
"Tempat manakah yang lebih jauh dari tempatku ini?"
"Tempat manakah yang lebih buruk dari tempatku ini?"
"Tempat manakah yang lebih gelap dari tempatku ini?"
Dapatkah anda bayangkan semua ini?

Allah SWT berfirman:
"Hinga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata: "Ya Allah SWT kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat bajik pada urusan-urusan yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yag diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada tembok tinggi sampai hari mereka dibangkitkan."(QS. Al Mu'minun:99-100)

Baca Selengkapnya Disini.




Jumat, 27 Maret 2009

Fitnah Dajjal

Waspadalah dengan berbagai fitnah yang akan muncul.

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir. Sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkanlah busur kalian, putuskanlah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu. Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam as.(yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).(HR. Abu Dawud(4259), Ibnu Majah(3961)Alfitan, Ahmad(19231)).

Dalam sebuah hadist disebutkan, "Ketahuilah, Sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan."(HR. Bukhari(3279)).

Ini merupakan peringatan penting bagi setiap muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena fitnah kesulitan hidup, kemiskinan, dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Juga godaan dunia yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapapun untuk mencicipinya. Sehingga siapapun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin merubah imannya dalam hitungan hari.

Namun diantara berbagai fitnah yang dinubuwatkan oleh beliau saw. tidak ada satupun fitnah yang lebih berbahaya, lebih dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melebihi fitnah Dajjal. Hal itu sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw, "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini semenjak Allah swt. menciptakan keturunan Adam as. yang lebih besar dari fitnah Dajjal, Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi, melainkan telah memperingatkan kaumnya tentang fitnah Dajjal."(HR. Bukhari).

Lihat selengkapnya disini.

Penjelasan tentang Maulid Nabi Muhammad SAW




Allah SWT berfirman : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (QS. An-Nahl:43)









Pertanyaan-pertanyaan sekitar maulid Nabi SAW.

1. Siapakah manusia pertama yang mengenang/memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Jawab:
Setelah dilakukan analisa tentang manusia pertama yang memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, ternyata beliau (Nabi Muhammad SAW) sendiri. Hal ini terbukti ketika beliau menjawab pertanyaan sahabat yang bertanya tentang puasa sunnah hari senin, beliau menjawab alasan disunnahkannya puasa hati senin adalah
"di hari itu aku dilahirkan".

2. Bagaimana dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang banyak dilakukan oleh umat muslim sekarang? Padahal yang tersebut tidak dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Bolehkah kita melakukan suatu kreasi keagamaan ysng tidak dilakukan Nabi SAW? Apakah agama Islam memberikan kesempatan kepada umatnya untuk berkreasi dalam agama? Apa dalilnya? Dan siapa pelaku pertamanya?
Jawab:
Setelah Para Ulama melakukan analisa, akhirnya mereka (Para Ulama) memperoleh kesimpulan bahwa berkreasi / mencetuskan sebuah karya (kreatifitas) dalam agama dibolehkan selama hal itu bermanfaat bagi umat Islam dan Nabi Muhammad SAW pun membua peluang lebar-lebar bagi umatnya untuk produktif dalam berkreasi, dan umat Islam pun berlomba-lomba untuk melakukannya dalam rangka meramaikan syiar Islam dan menyebarkan karya-karya bermanfaat untuk umat muslim baik dari kalangan sahabat, tabi'in dan ulama-ulama terdahulu dan sekarang.
Peringatan Maulid Nabi SAW adalah termasuk kreatifitas yang baik untuk maslahat umat Islam dan merupakan bid'ah yang baik (hasanah) dan diperbolehkan. Adapun dalilnya adalah:

a. Hadist yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim pada kitab zakat, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menciptakan sebuah kreatifitas yang baik dalam ISlam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun" Hadist ini umum untuk seluruh umat Nabi SAW.
b. Mafhum Mukhalafah (istilah dalam ilmu Ushul Fiqih) pemahaman dari hadist: "Siapa yang mencetuskan suatu urusan kreatifitas agama yang tidak ada landasan dari agama maka ia tertolak", berarti dapat difahami dari Hadist ini bahwa "Siapa yang mencetuskan suatu urusan (kreatifitas) yang ada dasar agamanya maka ia dapat diterima". Adapun yang pertama kali mengamalkan Hadist ini adalah para sahabat Sadatina Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit radhiallahu'anhum. Mereka telah membukukan Al-Qur'an hingga disebut mushaf, yang awalnya merekasempat berpikir bahwa hal ini tidak dikerjakan Rasulullah SAW. Namun pada akhirnya mereka menyatakan "Wallahi hadza khair" Demi Allah ini perbuatan yang baik, dan Allah SWT pun melapangkan hati mereka. Lalu Sayyidina Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat yang tertulis pada tulang belulang, pelepah kurma dan dari para penghapal Al-Qur'an (Shahih Bukhari Juz 3 Hadist 4679). Bahkan zaman sekarang Al-Qur'an bukan hanya dibukukan namun dikemas kedalam sebuah CD/MP3 dan linnya. Sehingga kita dapat merasakan manfaatnya. Bukankah ini bid'ah yang hasanah (baik)?

Lihat selengkapnya disini.

Rabu, 18 Maret 2009

Dunia Bisa dan Pasti Akan Kiamat.
Sebagaimana telah banyak disebutkan dalam buku-buku Islami tentang Hari Kiamat dan tanda-tandanya. Hal ini menjadi buah bibir dan bahan penelitian bagi para Ulama dan Ilmuwan Astronomi di abad 20 untuk mengungkap peristiwa Hari Kiamat dan sebab-sebab terjadinya menurut argumentasi dan bukti-bukti yang akurat.
Allah swt telah banyak menyebutkan dalam Al-Qur'an tentang peristiwa Hari Kiamat dan tanda-tandanya secara jelas. Dimana penjelasan dan penggambaran tentang hari itu sangat memprihatinkan sehingga Allah swt menjadikan Hari Kiamat sebagai salah satu surat dalam Al-Qur'an. Maka wajib hukumnya bagi seorang Muslim mengimani terjadinya Hari Kiamat.
Pertama-tama, ketauhilah bahwa jagat raya ini terbentuk pertama kalinya melalui peristiwa "Big Bang" yaitu ledakan besar. Proses terjadinya alam semesta telah diinformasikan Al-Qur'an secara garis besarnya saja. Al-Qur'an memberi informasi kepada kita bahwa dahulunya alam semesta ini adalah sesuatu yang padu. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya sebagai berikut:
" Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan yang hidup barasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?" (Q.S. Al-Anbiya : 30)
Al-Qur'an memang tidak menyebutkan bagaimana terjadinya pemisahan itu. Namun, apa yang dikemukakan ayat tersebut tentang keterpaduan alam raya dan pemisahannya itu ternyata dibenarkan oleh observasi para ilmuwan.

Baca lengkap disini.